Aliran Musik Jazz

Dari berbagai literatur (dan juga situs internet) yang memuat tentang
jazz, kita dapat melihat berbagai aliran-aliran dalam jazz, sejak
pertama kali muncul di New Orleans sampai perkembangannya sekarang ini.
Mungkin tulisan ini kurang informatif dalam membahas tentang jazz tetapi
setidaknya dapat memberikan gambaran seperti apa musik jazz itu.
Berbagai aliran jazz yang ada antara lain :
Ragtime:
Asal muasalnya musik jazz. Musik yang menyerupai musik afrika
dengan beat dan tone yang menyerupai musik asli afrika. Vibrant,
enthusiastic, and extemporaneous adalah ciri-ciri yang dapat dikenali
Classic Jazz:
Sering disebut dengan “New Orleans Style”. Aslinya berupa brass
band yang ditampilkan di acara dance dan pesta-pesta diakhir tahun
1800-an dan awal 1900-an. Instrument musical dilengkapi dengan clarinet,
saxophone, cornet, trombone, banjo, bass, guitar, drum dan piano.
Improvisasi sangat ditekankan dalam permainannya dan aransemen musikal
dapat berbeda dari setiap penampilannya.
Hot Jazz:
Jazz jenis ini dicirikan dengan penyanyi solo yang berimprovisasi,
struktur melodi yang khas, dan biasanya mempunyai klimaks yang emosional
dan “hot”. Rhytm sectionnya biasanya diiringi oleh gitar, bass, banjo,
dan drum yang meningkat pelan-pelan sehingga mencapai klimaks
(crescendo). Tokoh utama dari aliran ini, siapa lagi kalau bukan Louis
Armstrong.
Chicago Style
Chicago menjadi pusat kelahiran aliran ini yang inti utamanya
adalah “inventive player”. Dikarakteristikkan dengan aransement yang
inovatif dan harmonis, dan teknik pemainnya yang tinggi. Tokoh-tokoh
utamanya antara lain Benny Goodman, Bud Freeman, Edie Condon, dan Gene
Krupa.
Swing
Tahun 1930-an menjadi awalnya swing. Karakteristik utamanya :
robust and invigorating. Swing juga sering dikatakan musik dance.
Walaupun bermain secara kolektif, sebuah band swing dapat menunjukkan
performansi solo untuk mengimprovisasi melodi utamanya. Tokohnya banyak
tapi yang sering dijuluki sebagai The King of Swing adalah Benny
Goodman.
Kansas Style
Aliran ini lahir pada masa The Great Depression sekitar tahun
1920-an dan 1930-an di kota Kansas, USA. Karakteristiknya adalah gaya
yang sangat soulful dan blues. Tokohnya antara lain Charlie Parker.
Gypsy Jazz
Aslinya diperkenalkan oleh gitaris Perancis, Django Reinhardt.
Sering dipengaruhi oleh musik rakyat (folk music) dari eropa timur.
Sering juga dikenal dengan nama Jazz Manouche. Ciri utamanya adalah :
languid, seductive feel, yang dikarakteristikkan dengan “quirky
cadences” dan “driving rhytms”.
Bebop
Berkembang di awal tahun 1940-an. Masih mengandalkan improvisasi,
dalam bop seorang soloist bebas mengeksplorasi kord selama masih dalam
struktur kord yang ada. Bebop berbeda dari swing, dan terlebih lagi
musik dance. Bebop juga menjadi dasar bagi inovasi-inovasi dari musik
jazz. Playernya antara lain : Charlie Parker (saxophon) dan Dizzi
Gillespie (trumpet).
Mainstream
Lahir kembali dari aliran musik jazz yang tidak terlalu mengikat
pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Aliran ini sering disebut Modern
Mainstream atau Post Bop, dan mempengaruhi aliran musik yang lain
seperti Cool Jazz, Classic, dan Hardbop. Mainstream juga sering
diklasifikasikan sebagai aliran jazz yang tidak terlalu berhubungan
dengan aliran historis dari musik jazz.
Vocalese
Sering disebut dengan jazz vokal. Mengkombinasikan lyric dan musik
dalam suatu solo instrumental. Secara nature adalah bop, tapi diutamakan
adalah nyanyian solo diiringi grup musik kecil atau ensembel. Playernya
antara lain : Eddie Jefferson dan Jon Hendricks.
Cool
Sering dikatakan sebagai “campuran” bebop dan swing jazz. Aliran
ini terbentuk akhir 1940-an dan merupakan “anak kandung” bebop yang
menggabungkan swing dalam tone yang harmonik dan dinamis. Dijuluki juga
“West Coast Jazz”, karena inovasinya banyak berasal dari pantai barat
USA, terutama kota Los Angeles.
Hard Bop
Salah satu aliran lain dari jazz, yang merupakan anak dari aliran
bebop. Melodi pada hardbop lebih bernuansa “soulful” dibandingkan bebop,
dan terkadang dipengaruhi tema-tema musik Rhytm & Blues dan musik
Gospel. Salah satu inovatornya adalah pianis Horace Silver.
Bossa Nova
Campuran dari West Coast Cool, European Classical Harmonies, dan
rhytm Samba Brasil. Sering disebut dengan nama Brasillian Jazz, dan
berkembang di Amerika sekitar tahun 1962. Playernya antara lain Joao
Gilberto, Antonio Carlos Jobim, dan di Amerika adalah Charlie Byrd dan
Stan Getz.
Free Jazz
Kadang disebut juga dengan “Avante Garde”. Solis dari free jazz
bereksperimen dengan bebas (free) terhadap musiknya. Ornette Coleman dan
John Coltrane adalah contohnya.
Soul Jazz
Berasal dari Hardbop yang cukup terkenal di awal 1960-an.
Berimprovisasi dengan chord progression, sama seperti bop. Tokohnya
antara lain Horace Silver dengan piano Hammond-nya.
Groove
Sering disebut “of-shoot of Soul Jazz”. Groove sering menggunakan
tone-tone dari musik blues dengan fokus terutama pada rhytms. Musik ini
bernuansa gembira dan sering menyentuh emosi pendengarnya untuk dance,
sedangkan blues lebih lambat. Improvisasi solo jarang digunakan dan
lebih mengandalkan musik kolektif.
Fusion
Aliran ini merupakan campuran antara “jazz improvisation” dengan
energi dan rhytm dari musik rock. Walaupun demikian, terkadang
pencampuran ini sering dianggap merupakan bagian dari musik rock dan
bukan jazz. Aliran ini juga merupakan semacam “pemberontakan” musisi
jazz, khususnya aliran hardbop terhadap “puritan jazz”, yang seakan-akan
menahbiskan bahwa jazz haruslah seperti yang sudah ada.
Afro-Cuban Jazz:
Sering disebut dengan nama Latin Jazz. Merupakan kombinasi dari
improvisasi jazz dan rhytm musik latin. Instrumen musik yang digunakan
sama dengan instrumen musik jazz pada umumnya, tetapi lebih terpusat
pada rhytm section dari instrumen conga, timbale, bongo dan instrumen
latin lainnya. Tokohnya antara lain Arturo Sandoval, Poncho Sanchez, dan
Chucho Valdes.
Acid Jazz:
Acid Jazz sering dikatakan bukanlah genre musik jazz, karena
keterikatannya yang lemah dengan sejarah musik jazz. Awalnya adalah
musik dance British. Yang kemudian dikombinasikan dengan musik klasik
jazz, Funk 70-an, Hip-hop, Soul dan musik latin, dimana yang menjadi
fokus adalah musik instrumentalnya dan bukan lirik. Akhirnya
menghasilkan musik yang kaya dgn improvisasi musik yang kesannya “campur
baur”, dan sering disebut Acid Jazz. Acid Jazz adalah Jazz.
European Jazz
Di akhir abad 20, musisi jazz Perancis dan negara-negara
Skandinavia merasa bahwa ekspresi musik jazz amerika telah kehilangan
“rasa”-nya di jaman sekarang ini. Itulah awal mereka menciptakan style
baru yaitu European Jazz. Seperti Acid Jazz, european jazz berakar pada
musik dance, dan mengkombinasikan dgn elemen-elemen house music (musik
disco dgn basic Funk). Suara yg dihasilkan lebih bernuansa digitaly dan
electronicaly dan terasa kontemporer. Tokohnya antara lain Bugge
Wesseltoft, Nils Petter Molvaer, dan Martial Solal.
SEJARAH MUSIK JAZZ DI INDONESIA
Musik jazz masuk Indonesia pertama
kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang
mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya
mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin,
seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka
memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.

Pada tahun 1948, sekitar 60
musisi Belanda datang ke Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang
berisi musisi lokal. Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah
Jose Cleber. Studio Orkestra Jakarta milik Cleber mengakomodasi
permainan musik California. Band-band baru bermunculan seperti The
Progressive Trio, Iskandar’s Sextet dan Octet yang memainkan jazz dan
The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.
Pada tahun 1955, Bill Saragih
membentuk kelompok Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute.
Anggota lainnya adalah Didi Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman
Tobing (bass) dan Yuse (drum). Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny
Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor), Thys Lopis (bass) dan Bob
Tutupoly (vokal).
Band jazz yang terkenal tahun
1945 – 1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack
Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy
Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen
Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem
(clarinet).
Nama-nama musisi jazz di Bandung
tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon
tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel
(bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin Zuchra (gitar dan piano).
Musisi-musisi muda di Jakarta
bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry
Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola),
Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa
(trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano).
Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih
dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh
(drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman
(keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama
Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age.
Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra
Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan
membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi
Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun 90an hingga sekarang,
banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang
dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik
seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog,
Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien,
Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi
lainnya.
Musisi jazz biasanya banyak
bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan
arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz
(JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz,
studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa
“mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang
pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival. (AL/Angga,
Berbagai sumber dan analisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar